Berbaik Sangka Kepada Allah.SWT

Sumber : KH. Abdullah Gymnastiar

Assalamualaikum Wr Wb

Bissmilahirrohmaani rrohiim

“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, Dan Kami telah
menghilangkan dari padamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu?, Dan Kami
tinggikan bagimu sebutan (nama)mu, Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu
ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Maka apabila
kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”. QS.Al-Insyirah ( 94) :1 – 8.

Orang
yang hidupnya tanpa tantangan tidak akan memiliki tingkat kesungguhan yang
bagus dalam berharap memohon pertolonganNya, persaingan demi persaingan adalah
bagian dari karunia Allah, akan tetapi, pada kondisi yang sama dalam hal
tantangan dan kesulitan ternyata banyak juga orang yang jadi menderita :
stress, tegang, takut, was-was, bingung dan cemas, mengapa demikian??
Jawabannya adalah karena pikirannya hanya terfokus ke dalam dirinya semata, atau kepada orang lain yang dipandang mampu
menolong menyelesaikan masalahnya, padahal, siapapun yang terlalu sibuk
mengandalkan kemampuan diri atau mahluk, maka hidupnya akan tercekam rasa
waswas, takut, dan gelisah.

Saudaraku, dalam QS.
Al-Ankabut (29) ayat 60, dapat diketahui bahwa seluruh mahluk sudah dijamin
rejekinya oleh Allah SWT, Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat)
membawa (mengurus) rezekinya sendiri.
Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Yang
tidak dijamin adalah ganjaran, ganjaran
atau pahala harus
kita cari, tetapi rezeki sudah menjadi
jaminan Allah, karena itu kita tidak perlu risau apa yang sudah dijanjikan
Allah kepada kita, tetapi risaukanlah kalau kita lalai terhadap kewajiban –
kewajiban yang dibebankan kepada kita, umpama ada seorang majikan menyuruh hamba sahayanya
untuk bekerja, tidak mungkin majikan ini lupa memberi makan kepada hamba
sahayanya, kalau ia lupa, maka hamba sahayanya ini pasti tidak bisa bekerja,
semakin bagus kerjanya, maka akan semakin dicukupi kebutuhannya.

Lalu
bagaimana mungkin kita beribadah kepada Allah, tetapi rezeki kita tidak
dipenuhi..?? , bukankah Allah yang memerintahkan kita untuk beribadah..? , contoh
Allah SWT menyuruh kita Shalat, sementara Shalat itu harus menutup aurat, di
sini kita pasti akan dicukupi rezeki untuk mencari dan mendapatkan alat penutup
aurat, karena yang menyuruh menutup aurat adalah Allah sang pencipta dan sang
pemilik Manusia.

Allah
memerintahkan kita untuk bersedekah, lalu bagaimana mungkin kita bisa sedekah
kalau kita tidak diberi rezeki sementara yang memberi rezeki adalah Allah,
karena itu saudaraku, kewajiban kita yang pertama adalah Husnudzan (berbaik sangka)
bahwa Allah adalah Maha Penjamin rejeki bagi kita semua, dalam sebuah Hadits Qudsi Allah berfirman,”Aku
sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku.” (Hadist Qudsi- HR. Abu.
Hurairah.).

Apa
yang bisa kita renungi dari hadits ini yaitu rahasia yang membuat seseorang memiliki motivasi
tinggi  adalah seberapa besar keyakinannya bahwa Allah akan menolongnya, tingkat keyakinan seseorang
kepada Allah akan membuat jaminan Allah datang kepada dirinya, artinya, kalau
seorang hamba yakin sekali akan datangnya pertolongan Allah, maka pertolongan Nya itu pasti
datang, jika seorang hamba sangat yakin
bahwa doa-doanya akan diijabah, niscaya Allah akan mengabulkannya.

Seorang
hamba yang yakin bahwa Allah akan melapangkan kesulitannya, maka ia akan
mendapati segala urusannya dilapangkan oleh-Nya. Jadi, sejauh mana tingkat
keyakinan kita kepada Allah, itulah yang akan menjadi factor penentu yang dapat
menghambat atau memperlancar datangnya pertolongan Allah kepada kita.

Pertolongan Allah
kadangkala datang dari yang tidak kita pernah duga sebelumnya, Apa yang sulit
di dunia ini kalau Allah sendiri yang ikut merencanakan segala cita – cita
kita….??, QS. At-Thalaq (65) : 3. “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang
dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap
sesuatu”.

Kalau
Allah sudah menolong, maka tak akan ada lagi aral melintang
yang dapat menghadang dan menghambat laju perjalanan kita, kalaupun ada sebesar
dan seberat apa pun rintangan itu, akan dianggap tak lebih sekedar tantangan
untuk dihadapi dan dicarikan solusi-solusi yang terbaik.

Namun,
kita harus sadar bahwa kita ini adalah mahluk, yang memiliki daya nalar dan
pengetahuan yang terbatas. Kita memang punya cita-cita, keinginan, ambisi
ataupun rencana-rencana besar yang sudah kita buat seperti blue print dalam
perjalanan kehidupan kita, bahkan kita dianjurkan untuk berikhtiar semaksimal
mungkin, sekali lagi kita ini hanyalah mahluk, tidak jarang impian, cita-cita,
ataupun sesuatu yang kita idam-idamkan tidak bisa terwujud, apa pasalnya???,
Apa salahku??, Apa yang kurang??? Allah tidak adil!!, sering kali kita terjebak
ke dalam sikap yang penuh dengan penyesalan dan kecewa besar, Itu dia !!
Kembali lagi ke hadits di atas, kita harus berbaik sangka, kita punya rencana,
Allah juga punya rencana, dan yang pasti terjadi adalah apa yang menjadi
rencana Allah, siapkanlah Mental kita
untuk menerima apapun yang terbaik menurut ilmu Allah SWT sebagaimana firmanNya dalam Surat Al Baqarah (2) :
216 yang artinya “……..Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat
baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”

Ketahuilah, hidup ini terdiri dari berbagai episode
kehidupan yang tidak monoton. Ini adalah kenyataan hidup. Jadi, kita harus
benar-benar arif dalam menyikapi setiap episode kehidupan dengan lapang dada
dan ikhlas, jangan selimuti diri dengan keluh kesah, semua itu tidak
menyelesaikan masalah, kita harus ridha menerima apapun kenyataan yang terjadi,
diiringi ikhtiar untuk memperbaiki kenyataan pada jalan Allah SWT.

Demikian
saudaraku, tulisan ini adalah renungan untuk kita semua, bukan bermaksud
menggurui, saduran ini adalah salah satu upaya saling menasihati dan saling
mengingatkan, keputusan dan rencana Allah mungkin tidak seindah angan-angan
yang saat ini kita impikan, namun berbaik sangka kepada Allah adalah kewajiban
kita, sebagaimana kita juga harus berbaik sangka terhadap saudara kita, jujur
diri dan koreksi diri, lalu adakan perbaikan, Semoga kesempatan selalu
diberikan Allah SWT, kepada kita semua dan kita semua pasti mati akan tetapi
berakhir dengan baik dan sangat baik pula tentunya.

Tinggalkan komentar